KAJIAN KITAB AL HIKAM

*_Oleh: KH. A. Wafi Maimoen_*

*Hikmah 7*

  لا يَكُنْ تأَخُّرُ أَمَدِ العَطاءِ مَعَ الإلْحاحِ في الدُّعاءِ مُوْجِباً لِيأْسِكَ. فَهُوَ ضَمِنَ لَكَ الإِجابةَ فيما يَخْتارُهُ لَكَ لا فيما تَخْتارُهُ لِنَفْسِكَ. وَفي الوَقْتِ الَّذي يُريدُ لا فِي الوَقْتِ الَّذي تُرْيدُ.

*_Artinya_*

Terlambat datangnya pemberian (Allah ﷻ), meski sudah dimohonkan berulang-ulang, janganlah membuatmu patah harapan. Karena Dia telah menjamin untuk mengabulkan permintaanmu sesuai dengan apa yang Dia pilihkan untukmu, bukan menurut keinginan engkau sendiri. Juga dalam waktu yang Dia kehendaki, bukan pada waktu yang engkau inginkan.

*_Syarh:_*

Banyak sekali janji-janji Allah  ﷻ dalam al Qur'an al Karim, seperti janji Allah ﷻ dalam surat an Nahl:

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

_"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS An Nahl : 97)_

Allah ﷻ berjanji pada surat Muhammad:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ

_"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu." (QS Muhammad: 7)_

Sebagian orang ketika membaca ayat-ayat ini dia ragu akan janji Allah ﷻ, karena sekarang ini orang Islam tidak dalam keadaan yang bagus sebagaimana yang dijanjikan oleh Allah ﷻ.

Sedangkan orang-orang kafir yang diancam oleh Allah ﷻ ternyata mereka mendapatkan kenikmatan duniawi yang melimpah. Maka Syekh Ibnu Athoillah as Sakandari menasehati dalam hikmah ini kepada orang-orang yang ragu akan janji-janji Allah ﷻ.

⭕ Orang yang ragu akan janji Allah ﷻ ini adalah orang-orang yang selalu menuntut haknya kepada Allah ﷻ, tapi dia tidak memperhatikan kewajiban-kewajiban yang ditugaskan oleh Allah ﷻ padanya. Biasanya orang seperti ini mengatakan,

_"Kita ini kan sebagai orang mukmin, kita kan sudah Islam, masjid kita penuh dengan orang sholat, bulan Romadlon penuh dengan orang yang puasa, orang yang berhaji jutaan orang, bukankah kita telah menolong agamanya Allah ﷻ? Lalu mana pertolongannya Allah ﷻ? Kenapa Allah ﷻ  justru menjadikan musuh-musuh kita berkuasa atas kita?_

Dia selalu membanggakan akan syiar-syiar Islam, masjidnya yang penuh orang solat, bulan Romadlonnya, hajinya yang penuh dengan ibadah, dll. Tapi dia tidak melihat di belakang itu semuanya. Dia tidak melihat akhlak orang Islam sekarang ini, tidak melihat rumah orang-orang Islam, yang mana Islam di rumah itu sekarang menjadi aneh, keluarga menghabiskan malamnya di dalam kesenangan dan syahwat-syahwat saja, pemikiran-pemikiran yang tidak senang dengan hukum-hukum Islam, begitu banyaknya mulai yang pokok sampai cabang-cabangnya, orang Islam banyak sekali yang sudah bosan dengan hukum Allah ﷻ yang dianggap ketinggalan zaman, mereka mengajak pada kemodernan, mengajak kepada pluralisme, mengajak kepada liberalisme, sekularisme, dan kebebasan yang bertujuan untuk lepas dari hukum-hukum agama. Bukankah orang-orang Islam sekarang ini kebanyakan modelnya seperti ini? Adapun masjid, puasa, hajinya orang-orang Islam, itu cuma sebagai tutup yang tipis sekali, menutupi fenomena gelap yang menakutkan yang menimpa orang Islam.

⭕ Sesungguhnya Allah ﷻ tidak pernah mengingkari janji sama sekali kepada orang yang melakukan syari'at Allah ﷻ dengan jujur dan ikhlas. Orang yang mengetahui syarat-syarat yang harus dilakukan untuk mendapatkan janji Allah ﷻ adalah orang-orang yang ahli makrifat, yang hatinya penuh dengan cinta dan ta'dzim kepadanya, bukan orang yang mengaku-ngaku Islam yang tidak mengenal Allah ﷻ. Orang di bawah ini tidak mengenal firman Allah ﷻ:

يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اذْكُرُوا نِعْمَتِيَ الَّتِي أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَأَوْفُوا بِعَهْدِي أُوفِ بِعَهْدِكُمْ وَإِيَّايَ فَارْهَبُونِ

_"Dan penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu; dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk).'' (QS al Baqoroh: 40)_

☝ Salah satu tentara muslim yang kalah dalam perang 1976 ketika dia kembali ke Damaskus bersama teman-temannya, di jalan mereka melakukan sholat, disaat mereka selesai sholat, orang-orang mengatakan kepada mereka, "Allah ﷻ tidak menolong kalian dalam perang ini, kenapa kalian melakukan shalat kepadanya?" Beginilah perkataan orang-orang yang tidak tahu apa-apa akan hak-hak Allah ﷻ.

✌ Beda dengan cerita di bawah ini :

Ada seorang soleh, dia ditanya, "Wahai tuanku, kenapa engkau tidak memperlihatkan keramat-keramatmu supaya kita tambah mantap dan iman kepadamu?" Beliau menjawab, "Apakah kalian tidak melihat keramatku yang sebesar ini yang diberikan oleh Allah ﷻ setiap saat kepadaku?".
Mereka berkata, "Kita tidak melihat apa-apa". Beliau menjawab, "Apakah kalian tidak melihatku berjalan di muka bumi ini dengan aman tanpa Allah ﷻ mengkubur diriku, tidak diturunkan meteor-meteor menimpaku? Apakah ini bukan pemberian Allah ﷻ yang sangat besar kepadaku? Mestinya aku ini berhak untuk dihancurkan karena kesalahan-kesalahanku yang sangat banyak, tapi Allah ﷻ memberiku kehidupan, menjagaku, tidak merusakku sebagaimana Allah ﷻ merusak orang-orang sebelumku. Ini adalah keramatku yang paling besar."

Perkataan orang sholeh ini benar-benar keluar dari perasaannya, bukan pura-pura. Beginilah keadaan orang yang hatinya penuh dengan ta'dzim, takut, cinta kepada Allah ﷻ. Dia merasa akan diturunkan azab Allah ﷻ ketika dia membaca:

أَأَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يَخْسِفَ بِكُمُ الْأَرْضَ فَإِذَا هِيَ تَمُورُ

_"Apakah kamu merasa aman terhadap Allah ﷻ yang (berkuasa) di langit, bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang?'' (QS al Mulk: 16)._

Wallahu A'lam Bisshowab
Perbanyak Baca Sholawat

KAJIAN KITAB AL HIKAM

*_Oleh: KH. A. Wafi Maimoen_*

*Hikmah* 4

ﺃﺭِﺡْ ﻧَﻔْﺴَﻚَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺘَّﺪْﺑِﻴﺮِ ﻓﻤﺎ ﻗﺎﻡَ ﺑﻪِ ﻏﻴﺮُﻙَ ﻋﻨْﻚَ ﻻ ﺗَﻘُﻢ ﺑﻪِ ﻟﻨﻔﺴِﻚَ

Artinya:
Istirahatkan hatimu dari pengaturan. Karena apa yang sudah ditanggung pihak lain (Allah) untukmu, kau tidak perlu ikut menanggungnya.

*_Syarh:_*

Ada perbedaan antara melakukan usaha (Asbab) dengan mengatur (Tadbir) sesuatu melalui Asbab.

*1*. " _Melakukan Usaha_ " adalah perbuatan anggota badan yang lahir, maka dia dianjurkan.

*2*. " _Mengatur_ " adalah perbuatan akal. Seseorang mengatakan dalam hatinya bahwa kalau dia melakukan sesuatu ini maka dia akan mendapatkan keuntungan, kesuksesan, dan hasil yang baik. Pengaturan seperti ini tidak diperbolehkan.

Dengan pertemuan dua perkara ini, (positif dan negatif) maka akan sempurna kehidupan seorang muslim.

Dia pergi ke pasar sebagaimana yang lainnya, dia melakukan usaha -usaha sesuai dengan aturan syari'at. Ketika ia ditanya, "Apa prediksi dan angan-anganmu dengan melakukan usaha-usahamu ini?". Dia menjawab, "Ini adalah tugas yang dibebankan Allah Ta'ala kepadaku. Adapun apa yang akan terjadi dan apa hasil dari kerjaanku ini, itu kembali kepada hukum dan aturan Allah SWT, Aku pasrah akan qodlo' dan hukumNya.

Cara hidup yang seperti ini adalah kehidupan panutan kita, Baginda Nabi Muhammad _Shallallahu 'alaihi wa Sallam_. Ketika beliau hijrah ke Madinah bersama sahabat Abu Bakar RA, beliau melakukan segala sesuatu untuk bisa menyelamatkan diri dari awasan orang-orang Quraisy. Beliau berhijrah dengan menyamar, dan menyuruh Sayyidina Ali untuk tidur di ranjangnya sehingga orang musyrik menyangka bahwasanya Nabi tetap di rumahnya, tidak keluar. Jejak-jejak Nabi dan sahabat dihilangkan dengan jejak domba-domba Abu Bakar. Bersembunyi tiga hari di Gua Tsur, sehingga orang-orang Quraisy tidak mengejarnya. Kemudian meminta bantuan orang musyrik yang bisa dipercaya untuk menunjukkan jalan alternatif untuk ke Madinah. Ini semuanya adalah usaha-usaha Nabi SAW.

Ketika Nabi dan Abu Bakar bersembunyi di Gua Tsur, datanglah sekelompok orang musyrikin. Lalu Abu Bakar mengatakan, "Seandainya diantara mereka ada yang melihat ke kakinya maka dia akan melihat kita". Lalu Nabi menjawab, "Bagaimana kamu menyangka yang jelek dengan dua orang yang ketiganya adalah Allah?".

Ketika beliau sudah selamat dan menuju ke Madinah, di perjalanan dikejar oleh Suroqoh dengan memakai kuda untuk melakukan kejahatan kepada beliau. Abu Bakar sangat mengkhwatirkan keadaan beliau. Akan tetapi Nabi SAW terus berjalan, tidak menoleh ke kanan dan ke kiri. Beliau SAW terus membaca Al Qur'an, pasrah tawakkal akan pengaturan Allah Ta'ala. Ini adalah pengguguran pengaturan ( _Isqatu Tadbir_ ).

Semoga Allah Ta'ala mengangkat kita ke makom " _Isqatut Tadbir_" ini.

Wallahu A'lam Bisshowab.

KAJIAN KITAB AL HIKAM

*_Oleh: KH. A. Wafi Maimoen_*

*Hikmah 3*

سَـوَ ابِـقُ الْهِمَمِ لاَ تَخـْرِقُ أَسْوَارَ اْلأَقْدَارِ

*_Artinya:_*
"Kekuatan himmah(kemauan) tidak akan mampu mengoyak tembok qadar Allah SWT."

*_Syarah:_*

📚 Berusahalah dan Bekerjalah, untuk menghasilkan apa yang kamu mau. Akan tetapi ketahuilah, bahwa usahamu dan jerih payahmu walaupun sudah semaksimal mungkin tidak akan berhasil kalau dia bertentangan dengan hukum dan qadarnya Allah.

📚 Ketika ada seseorang yang bekerja untuk mendapatkan rizqi, namun melalui jalan yang tidak halal, maka dia harus menjauhi pekerjaannya itu dan berpegang kepada yang dikatakan Syekh pada hikmah ini.

📚 Blia setan membisikinya, "Ini adalah pekerjaan yang menghasilkan rizkimu. Kalau engkau meninggalkannya maka tidak akan ada gantinya". Maka katakan pada setan itu, "Dari mana engkau tahu bahwasanya pekerjaanku ini adalah sumber rizkiku dan sebab yang hakiki untuk kelangsungan hidupku? Saya tidak akan terjerumus dalam kesalahan ini karena saya selalu berpegangan pada firman Allah:

ان الله هو الرزاق ذو القوة المتين

"Sesungguhnya Allah sajalah yang memberikan rizki, yang mempunyai kekuatan yang kokoh“

Nabi Muhammad Sallallahu 'alaihi Wasallam mengatakan, "Sungguh kalian dikumpulkan ciptaannya di perut ibumu 40 hari berupa mani, lalu berupa darah 40 hari, lalu berupa daging 40 hari, lalu dikirimlah malaikat untuk meniup ruh, dan diperintahkan 4 perkara, mencatat rizkynya, ajalnya, amalnya dan celaka atau selamatnya".

Lalu katakan juga pada setan tersebut, "Kalau Allah SWT sudah mencatatku sebagai orang kaya maka harta akan datang kepadaku dengan sendirinya. Kalau Allah SWT mencatatku sebagai orang miskin maka hartaku akan sedikit walaupun usahaku sangat banyak".

📚 Kalau begitu Kenapa orang harus bekerja? Jawabannya adalah, bekerja adalah tugas dari Allah Ta'ala, kita bekerja karena perintah-Nya, dan apa yang kita hasilkan dari pekerjaan kita adalah dari-Nya bukan dari hasil usaha pekerjaan kita.

Wallahu A'lam Bisshowab.

KAJIAN KITAB AL HIKAM

*_Oleh: KH. A. Wafi Maimoen_*

*Hikmah ke 2*

إِرَ ادَ تُــكَ الـتَّجْرِ يْدَ مَـعَ إِقَامَـةِ اللَّهِ إِ يَّـاكَ فيِ اْلأَسْبَابِ مِنَ الشَّـهْـوَ ةِ الْخَفِـيـَّةِ. وَ إِرَادَ تُـكَ اْلأَسْبَابَ مَعَ إِقَامَةِ اللَّهِ إِ يَّـاكَ فيِ الـتَّجْرِ يْدِ اِنحِطَاطٌ مِنَ الْهِمَّةِ الْعَـلِـيـَّةِ

Artinya:
"Keinginanmu untuk tajrid, sementara Allah masih menempatkan engkau di dalam asbab, merupakan syahwat yang tersamar (halus). Dan keinginanmu kepada asbab, pada saat Allah sudah menempatkan engkau dalam tajrid, merupakan suatu kejatuhan dari himmah (cita-cita) yang tinggi."

*_Syarh:_*

Diperintahkan kepada orang yang beriman kepada Allah ketika mau melakukan perintah-NYA  untuk mengetahui keadaan atau maqom yang sedang Allah tempatkan di maqom itu. Artinya jangan sampai cepat-cepat dia mengambil keputusan untuk bermuamalah dengan maqom asbab atau menjauh dari maqom asbab tanpa mengetahui keadaan atau maqom yang diberikan oleh Allah. Karena kalau dia terlalu cepat dan salah maka sebetulnya dia menuruti hawa nafsunya walaupun lahirnya dia melakukan perintah Allah dan hukum-hukumnya.

Seorang laki-laki yang telah mempunyai keluarga, istri, dan anak, maka dia ditempatkan oleh Allah pada maqom asbab. Dia harus mencari rizki dan sumber penghidupan. Maka ketika dia mengatakan dalam hatinya, "Saya tidak perlu ke pasar untuk mencari rizki, karena saya yakin Allah-lah yang memberi rizki", maka kepada orang seperti ini Syekh Ibnu Athaillah As Sakandari mengatakan padanya, "Keinginanmu untuk tajrid, sementara Allah masih menegakkan engkau di dalam asbab, merupakan syahwat yang tersamar (halus)".

Kemudian ada juga seorang laki-laki yang tidak mempunyai tanggungan untuk menafkahi keluarganya, dan dia mempunyai sumber rizki yang cukup maka sebaiknya dia menggunakan waktunya untuk mempelajari agama, berkhidmah kepada syariat, dan menjauh dari memperluas rizkynya. Jalan ini adalah yang pantas untuk orang-orang yang mempunyai cita-cita tinggi, karena dia ditempatkan di maqom tajrid oleh Allah.

Wallahu A'lam

KAJIAN KITAB AL HIKAM

Oleh: KH. A. Wafi Maimoen

Hikmah 1

مِنْ عَلاَ مَةِ اْلاِعْـتِــمَادِ عَلَى الْعَمَلِ، نُقْصَانُ الرَّجَاءِ عِنْدَ وُجُـودِ الزَّ لــَـلِ

Artinya:
"Di antara tanda-tanda orang yang  bersandar kepada amal-amalnya, adalah kurangnya ar-raja’ (rasa harap kepada rahmat Allah) ketika dia melakukan kesalahan."

*_Syarh:_*

Syekh Ibnu Atho'illah As Sakandary mengajak kita untuk tidak mengandalkan amal. Jangan sampai kita punya anggapan bahwasanya kita masuk surga dan mendapatkan pahala karena kita telah melakukan kewajiban dan menjauhi perkara yang diharamkan Allah. Karena apabila kita meyakini seperti ini, maka kita telah masuk dalam kekufuran. _Na'udzubillah min dzalik._ Sebab dengan keyakinan tersebut kita mengatakan bahwa shalat yang kita lakukan itu dengan kekuatan kita sendiri dan ibadah kita munculnya dari gerakan yang timbul dari kita sendiri, kitalah yang memiliki akan ibadah kita bukan Allah SWT.

Keyakinan yang semacam itu sangat bertentangan dengan kalimah suci yang diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada sahabatnya, _“Laa haula walaa quwwata illaa Billaah“_  (Tiada daya dan kekuatan, kecuali hanya milik Allah SWT).

_Ikhwani Rohiikumullah,_ hubungan amal yang kita lakukan dengan balasan Allah berupa surganya nanti seperti contoh dibawah ini:

Ada seorang ayah berkata kepada anaknya, "Wahai Anakku kalau engkau memberikan uang 50.000 kepada orang fakir, maka engkau akan aku beri hadiah. Kemudian Ayah tadi meletakkan uang di saku anaknya dengan tanpa sepengetahuan anaknya. Lalu anaknya menuruti perintah ayahnya, dan memberikan uang 50.000 kepada orang fakir dengan pengharapan akan mendapatkan hadiah dari ayahnya. Si Ayah senang dengan perlakuan anaknya ini, lalu berkata kepada anaknya, "Engkau telah
melakukan amal baik, maka engkau berhak mendapatkan hadiah yang besar."

Jelas sekali ini adalah pendidikan dari orang tua kepada anaknya. Ketika besar nanti, anaknya akan tahu bahwasanya itu adalah uang ayahnya, dan hadiah besar yang diberikan oleh ayahnya adalah bentuk motivasi supaya dia melakukan kebaikan. Inilah yang akan dikatakan oleh Allah kepada penduduk surga:

ادخلوا الجنة بما كنتم تعملون

"Masuklah kalian ke surga sebab amal yang kalian lakukan".

Wallahu A'lam


Ayat- ayat hijab

Perempuan pada zaman Jahiliyah biasa memperlihatkan auratnya di depan laki-laki akan tetapi tidak keterlaluan sebagaimana masyarakat yang lain, yang biasa mereka Perlihatkan adalah leher, dada  dan sebagian rambut maka turunlah ayat ini

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
Artinya:
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ ۖ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَىٰ عَوْرَاتِ النِّسَاءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ ۚ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Artinya:
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَىٰ ۖ وَأَقِمْنَ الصَّلَاةَ وَآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ ۚ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا
Artinya:
dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.
ayat ini walaupun dikhususkan kepada istri-istri nabi akan tetapi perempuan yang lain juga ikut dengan qiyas jaliy

Dari ayat-ayat ini ulama mufakat bahwasanya selain wajah dan telapak tangan perempuan itu harus ditutupi karena perkara yang susah untuk ditutupi oleh oleh perempuan
( الاما ظهر منها )
adalah wajah dan telapak tangan yang tidak dihiasi oleh hiasan apapun( tidak memakai make up dan gincu).
Allah memerintahkan untuk menutupi selain kedua ini. Allah Ta'ala memerintahkan untuk menutupi leher rambut dan yang lain-lainnya secara Shorih. maka dari itu tidak ada satupun ulama yang berbeda pendapat tentang keharamannya perempuan membuka selain wajah dan telapak tangan di depan orang ajnabi (orang lain)

WAJAH PEREMPUAN

Para ulama berbeda pendapat tentang masalah wajah perempuan menjadi dua golongan.

golongan yang pertama: menafsiri ما ظهر منها dengan perhiasan yang berupa pakaian cincin dan celak.
Maka menurut ulama ini hukum dari wajah dan dua telapak tangan itu haram untuk dibuka kecuali orang-orang yang dikecualikan oleh Allah ta'ala yaitu kerabat-kerabat nya. ulama ini mempunyai banyak dalil atas pendapatnya ini .

golongan yang kedua menafsiri ما ظهر منها  dengan wajah dan dua telapak tangan karena keduanya itu yang kelihatan yang susah bagi perempuan untuk selalu menutupinya, keduanya adalah yang kelihatan ketika perempuan melakukan sholat.maka hukum melihatnya disamakan dengan sholat.

HIKMAHNYA JILBAB

Hikmah diwajibkannya hijab kepada perempuan adalah supaya perempuan bisa ikut peran serta dalam membangun masyarakat bersama laki-laki menuju kebaikan dengan tanpa ada penghalang berupa syahwat seksualitas.
perempuan mempunyai dua daya tarik ; satu kepintarannya dan kemampuannya untuk ikut serta membangun masyarakat.dua daya tarik berupa keindahan tubuhnya. perempuan bisa ikut serta membangun masyarakat bersama-sama laki-laki itu harus dengan memperlihatkan daya tarik yang pertama dan menutupi daya tarik yang kedua, kalau keduanya campur maka maka akan hilang atau berkurang keikutsertaannya membangun masyarakat karena akan menggoda laki-laki dengan kemolekan badannya.
Kita bisa membayangkan seandainya ada perempuan yang memberikan ceramah di depan masyarakat dengan pakaian yang tidak pantas, Walaupun dia berbicara dengan baik dan ilmiah akan tetapi ketika dibarengi dengan pakaian yang merangsang maka para lelaki yang mendengarkan pidatonya akan lebih memandang auratnya daripada mendengarkan pidatonya. tapi Seandainya dia berbicara dengan menutup auratnya maka akan lain pengaruhnya.
ini adalah Hikmah dari diwajibkannya berhijab, Adapun sebagian orang yang mengatakan bahwasanya hijab itu disyariatkan supaya mendidik perempuan menuju bagusnya akhlak dan etika nya, mereka ini menentang Dengan mengatakan: banyak sekali orang yang berhijab tapi akhlaknya tidak baik dan banyak yang tidak berhijab tapi akhlaknya baik.
Kita menjawab Sesungguhnya Allah ta'ala mewajibkan hijab pada perempuan itu untuk menjaga ahlaknya lelaki yang memandang perempuan bukan untuk menjaga akhlaknya perempuan saja. makanya tidak bisa kita mengatakan dengan argumen itu bahwasanya perempuan boleh memperlihatkan semua auratnya di depan laki-laki selama dia bisa menjaga akhlak dan etikanya. kesenangan laki-laki dengan melihat kemolekan perempuan itu adalah problematik yang menyebabkan disyariatkannya berhijab pada perempuan. cobaan pada laki-laki ini kalau tidak diatasi dengan solusi Allah ta'ala ini maka akan mengenai perempuan juga. ketika laki-laki sudah terkena cobaan ini maka dia akan menyerang kepada perempuan Semuanya baik yang berakhlak ataupun tidak berakhlak.

Jilbab Santriwati

jilbab santriwati itu harus memenuhi kriteria yang ada pada ayat-ayat hijab. semua badan perempuan itu aurat kecuali wajah dan Kedua telapak tangan, kalau santriwati mau lebih baik dengan menutup semua badannya maka itu sifat seorang yang berhati-hati dan itu sifat yang bagus.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh wanita dalam berpakaian:
1. Pakaiannya harus menutupi semua badannya kecuali wajah dan dua telapak tangan.
2. pakaiannya tidak berupa pakaian yang menarik pandangan laki-laki karena Allah berfirman :

"Dan tidak boleh memperlihatkan perhiasannya kecuali perkara yang kelihatan dan harus meletakkan kain kerudungnya pada dadanya".
3. harus tebal tidak transparan. rosululloh solallohu alaihi wasallam mengatakan: "Di akhir zaman nanti akan ada perempuan perempuan yang memakai pakaian tapi telanjang yang berlenggak-lenggok dan menarik laki-laki".
4. harus longgar tidak sempit.
5. pakaiannya tidak ada minyak wanginya.Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengatakan: "Siapa perempuan yang ber minyak wangi lalu berjalan pada suatu kaum supaya mereka mencium bau wanginya maka perempuan itu seorang yang berzina".      
6. pakaiannya tidak menyerupai pakaian laki-laki.
7. pakaiannya tidak seperti pakaiannya orang-orang kafiroh dan fasikoh karena berbeda dengan orang kafir itu termasuk tujuan syariat. Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam mengatakan : "Siapa yang menyerupai kaum maka dia termasuk kaum itu".
8. tidak pakaian Masyhur artinya tidak pakaian yang membuat dia aneh di hadapan manusia.