18.Baiatul Aqabah 1

💎 *Pelajaran Sejarah Nabi 18* 💎

_Oleh: KH. A. Wafi Maimoen_

*Bai'atul Aqabah 1*

Setelah bertemu dengan Nabi ﷺ pada musim haji, sahabat Anshor pulang ke Madinah dan menyebarkan Agama Islam di Madinah. Maka pada tahun itu menyebarlah Islam di Kota Madinah.

Ketika musim haji selanjutnya, sahabat-sahabat Anshor yang jumlahnya 12 laki-laki pergi ke Makkah untuk menemui Nabi ﷺ kembali, di tempat yang bernama Aqabah. Di tempat itu mereka membuat perjanjian (Baiat) kepada Rasulullah ﷺ seperti bai'atnya perempuan (tidak menyebut perang dan jihad). Nabi ﷺ mengatakan, "Mari kalian saya bai'at, kalian tidak menyekutukan Allah ﷻ dengan selain-Nya, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak kalian, tidak berbohong di depan tangan-kaki kalian, dan tidak melawan perintahku yang bagus. Barangsiapa dari kalian memenuhi perjanjian ini maka pahalanya dipasrahkan kepada Allah ﷻ dan barangsiapa dari kalian melanggar salah satu perjanjian ini lalu dia disiksa di dunia, maka itu menjadi kafaroh baginya (pelebur dosa), dan barangsiapa yang melanggar salah satu perjanjian tadi lalu Allah ﷻ menutupinya maka masalahnya dipasrahkan kepada Allah ﷻ, kalau Allah ﷻ menghendaki maka menyiksanya, kalau Allah ﷻ menghendaki maka mengampuninya".

Ketika mereka pulang kembali ke Madinah, Nabi ﷺ mengutus bersama mereka sahabatnya yang bernama Mus'ab bin Umair. Nabi ﷺ memerintahkannya untuk membacakan Al Qur'an pada sahabat-sahabat Anshor di Madinah, mengajarinya Agama Islam, dan memahamkannya. Karena itu beliau dinamakan _Muqriul Madinah_ (yang mengajar Al Qur'an di Kota Madinah).

🍅 Dari cerita _Siroh Nabawiyah_ di atas kita mengambil pelajaran bahwasanya Agama Islam itu bukan cuma mengucapkan dua kalimat syahadat, akan tetapi Islam adalah meyakini dengan mantap isi kedua kalimat itu lalu mengucapkannya dengan mulut, kemudian menetapi perjanjian yang diwajibkan oleh Nabi Muhammad ﷺ, yaitu seorang Muslim harus mencetak dirinya dengan cetakan Islam, dengan berpegang teguh aturan-aturannya, akhlak-akhlaknya, dan dasar dasarnya.

Nabi ﷺ membaiat mereka supaya tidak mensekutukan Allah ﷻ, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak, tidak berbohong, dan tidak melakukan pembangkangan kepada Rasulullah ﷺ. Ini adalah sifat-sifat masyarakat Islam yang dibangun oleh Nabi ﷺ. Tugas Nabi ﷺ bukan mengajarkan dua kalimah syahadah lalu meninggalkan mereka melakukan kemaksiatan, membiarkan mereka terus menerus menetap kesalahan-kesalahan mereka, tetapi ketika seorang Muslim sudah berjanji masuk Agama Islam maka dia harus patuh dengan aturan-aturannya, dia menjadikan segala hukum cuma milik Allah ﷻ.

Alangkah mengherankannya apa yang dilakukan sebagian orang yang cinta kepada aturan-aturan, mereka tidak berterus terang untuk membuang Agama Islam tapi mereka mencari jalan untuk bernegoisiasi dengan Allah Sang Pencipta Alam, negosiasi mereka adalah dengan membagi masyarakat menjadi dua macam, satu milik mereka, dua milik Islam.

Islam memiliki Masjid, masyarakat, dan ibadah-ibadahnya masyarakat. Islam boleh menghukumi masyarakat dengan segala yang dikehendakinya.
Mereka memiliki aturan- aturan masyarakat, syariat- syariat masyarakat, dan akhlak-akhlaknya masyarakat, mereka boleh menentang Islam dalam masalah ini, mereka boleh mengganti hukum Islam sebagaimana yang mereka kehendaki.

Seandainya orang-orang yang membangkang kepada para Rasul Allah ﷻ yang diutus kepada mereka diperbolehkan untuk bernego seperti ini  maka mereka akan cepat-cepat untuk masuk Islam karena Islam yang model begini tidak mewajibkan mereka lepas dari jabatan dan keinginan mereka, dan mereka tidak akan ragu ragu untuk mau melakukan ritual-ritual ibadah, selama hukum dalam masyarakat masih di tangan mereka. Akan tetapi mereka tahu bahwasanya Agama Islam pertama kali yang diwajibkan oleh Allah adalah masuk dalam aturan yang lain, hukum yang lain, aturan dan hukum tadi itu cuma milik Allah subhanahu wa ta'ala.  Karena itu mereka membangkang kepada Allah ﷻ, Rasul-Nya, dan mereka keberatan untuk memperlihatkan Islamnya dan tunduk kepada ajakan Allah ﷻ. Ini adalah yang difirmankan oleh Allah ﷻ:

(أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ آمَنُوا بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَنْ يَتَحَاكَمُوا إِلَى الطَّاغُوتِ وَقَدْ أُمِرُوا أَنْ يَكْفُرُوا بِهِ وَيُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُضِلَّهُمْ ضَلَالًا بَعِيدًا)
[سورة النساء 60]

_"Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya"._

Mari kita memperbanyak sholawat di bulan kelahiran Nabi Muhammad ﷺ.

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم

0 komentar:

Posting Komentar