8.Dakwah Dengan Terus Terang

*Pelajaran sejarah Nabi 8*
*Dakwah dengan terus terang/Jahr*

Setelah tiga tahun Nabi SAW berdakwah secara rahasia maka banyak sekali orang-orang yang sudah masuk islam, sehingga kabar keislaman ini telah menyebar di kota mekkah lalu Nabi SAW diperintahkan untuk memperlihatkan dakwahnya itu di tengah-tengah orang-orang quraisy. Allah ta'ala memerintahkan Nabi SAW dengan firmannya:
(فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ)
[سورة الحجر 94]
'' Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik".

Lalu Nabi SAW diperintahkan oleh Allah ta'ala untuk berdakwah kepada keluarganya, Allah berfirman:
(وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِينَ)
[سورة الشعراء 214]
" Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat,". Nabi SAW bergegas untuk melaksanakan perintah Allah Ta'ala ini dengan naik ke gunung Sofa, beliau memanggil-manggil: wahai Bani Fihr, wahai Bani Adiy ... sehingga kumpulan orang-orang Quraisy, orang yang tidak mampu untuk keluar maka dia mengutus utusan untuk mendatangi undangan Nabi SAW.
Lalu Nabi shallallahu alaihi wa sallam berkata: "Bagaimana menurut kalian kalau aku memberikan kabar bahwasannya tentara berkuda di jurang sana sebentar lagi akan menyerang kalian apakah kalian mempercayai ucapanku ?". Mereka menjawab: kita tidak pernah mendapati kamu berbohong sama sekali. Nabi SAW: "Maka saya menakut-nakuti kalian akan siksa yang sangat berat". Abu  lahab paman Nabi SAW berkata: Rusak kamu pada hari-harimu, apa karena ini engkau mengumpulkan kita kesemuanya?.
Lalu turunlah firman Allah ta'ala:

(تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ)
[سورة المسد 1]

" Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa".
Setelah itu Nabi SAW mengumpulkan keluarganya untuk melaksanakan perintah Allah ta'ala:

" Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat,".

lalu Nabi SAW berkata: "Wahai bani ka'bun bin luay... selamatkan lah diri kalian dari nereka. Wahai bani murroh bin ka'bun... selamatkan lah diri kalian dari nereka. Wahai Bani Abd Syamsin...selamatkan lah diri kalian dari neraka. Wahai bani abdu manaf... selamatkan lah diri kalian dari neraka. wahai bani abdul muthalib...selamatkan diri kalian dari neraka. wahai fatimah...selamatkan lah dirimu dari neraka, karena saya tidak memiliki apa-apa dari Allah ta'ala selain aku mempunyai kekerabatan dengan kalian dan akan saya sambung terus kekerabatan ini".

🔷 Dari cerita sirah nabawiyah di atas ini kita bisa mengambil pelajaran akan pentingnya menjaga keluarga.
Semestinya Allah subhanahu wa ta'ala tidak perlu memerintahkan Nabi SAW untuk berdakwah kepada keluarganya karena keluarga itu masuk dalam umumnya firman allah ta'ala:
(فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ)
[سورة الحجر 94]
'' Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik".
artinya keluarga itu bagian dari orang-orang yang perlu didakwahi.
Lalu apa hikmah Allah ta'ala mengkhususkan untuk berdakwah kepada keluarga terdekat?
Hikmahnya adalah Allah ta'ala memberikan pengertian akan pentingnya bertanggung jawab kepada keluarga terdekatnya.
Seorang muslim itu mempunyai tiga tanggung jawab.
pertama: tanggung jawab kepada pribadinya. ini disyaratkan oleh berkhholwatnya Nabi SAW di gua hira, beliau di sana memikirkan diri sendiri, siapa sebenarnya beliau dan apa sebenarnya wahyu itu?.
kedua: tanggung jawabnya seorang muslim akan keluarganya dan kerabat kerabatnya untuk diarahkan menuju keridloan Allah Ta'ala.
ketiga: tanggung jawabnya seorang akan lingkungannya dan tanggung jawabnya seorang pimpinan akan daerahnya. Ulama dan Umaro' adalah pewaris dari Nabi muhammad shallallahu alaihi wa sallam.
Nabi SAW mengatakan: "ulama adalah pewaris para nabi".
Pimpinan dikatakan 'kholifah' artinya pengganti akan rasulullah sallallahu alaihi wasallam.

😍mari kita memperbanyak shalawat di bulan kelahiran nabi muhammad shallallahu alaihi wasallam.
😍Allahumma sholli Alaihi wa ala alihi wa shohbihi wa sallam

0 komentar:

Posting Komentar