HIKMAH 187 INTROPEKSI DIRI

ربّما استحيا العارف أن يرفع حاجته إلى مولاه لاكتفائه بمشيئته, فكيف لا يستحي أن يرفعها إلى خليقته `


Artinya:
"Terkadang orang yang sudah ma'rifat merasa malu ketika meminta kepada Allah Subhanahu Wata'ala, karena dia sudah merasa cukup (pasrah) apa yang dikehendaki Allah. Maka bagaiman dia tidak merasa malu meminta kepada Allah untuk orang lain".



Penjelasan :

Al'arif billah (orang yang sudah ma'rifat kepada Allah) sudah mempunyai keyaqinan dengan rohmat Allah subhanahu Wata'ala dan atas kehendak Allah kepada semua makhluq karena dia merasa bahwa dirinya tidak bisa bebrbuat apa-apa kecuali kehendak Allah bahkan dia merasa bahwa dirinya sedang disetir oleh hawa nafsu.

Sebagian kekasih Allah ada yang mempunyai sifat di atas. seperti Nabi Ibrahim ‘Alaihi salam pada waktu dilempar ke tempat pelemparan yang didalamnya ada api yang membara beliau tidak meminta keselamtan pada Allah Subhanahu Wata'ala dari api yang membara tersebut. Karena beliaiu suidah mempunyai keyaqinan bahwa sesungguhnya Allah lebih sayang dari pada dirinya dan lebih tahu kemaslahatannya.

Begitu juga dengan im,ron bin khusain ketika menghadapi sakit yang kronis, dengan keadaan seperti itu, menjadikan beliau tidak boleh tidur disembarangan tempat kecuali pada tikar yang terbuat dari daun qorma, kejadian ini berlanjut selama 30 tahun tetapi beliau tidak pernah meminta kepada Alah atas apa yang dideritanya, sehingga ketika saudaranya yang bernama 'Ala melihatnya, keluarlah air matanya kemudian beliau bertanya kepada saudaranya : kenapa kamu menangis. Kemudian dia menjawabnya : melihat keadaanmu. kemudian beliau berkata lagi : jangan menangis, sesungguhnya lebih cinta-cintanya seseorang kepada Allah yaitu orang yang lebih cinta-cintanya kepadaku.

Dalil-dalil :

Segala sesuatu yang terjadi dialam ini adalah kehendak Allah. Dengan keadaan seperti ini maka manusia tidak akan bisa mendikte seseorang tanpa memandang kedepaannya. Seperti yang diriwayatkan oleh Robi' bin Sulaiman :

حدثنا الربيع بن سليمان قال، حدثنا أسد بن موسى قال، حدثنا عبد الحميد بن بهرام قال، حدثنا شهر بن حوشب قال: سمعت أم سلمة تحدث: أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان يكثر في دعائه أن يقول: اللهم ثبت قلبي على دينك. قالت: قلت: يا رسول الله، وإن القلوب لتقلَّب؟ قال: نعم، ما من خلق الله من بني آدم بشرٌ إلا إنّ قلبه بين إصبعين من أصابع الله، إن شاءَ أقامه، وإن شاء أزاغه، فنسأل الله ربنا أن لا يزيغ قلوبنا بعد إذ هدانا، ونسأله أن يهب لنا من لدُنه رحمةً إنه هو الوهاب.

Aplikasi :

Ketika kamu melihat seorang 'Alim, waro' tapi miskin kemudian melihat orang kaya tapi tidak 'Alim maka kamu tidak boleh su'udlon dulu kepada Allah subhanahu Wata'ala sebab kamu tidak tahu apa yang dikehendaki Allah.

Ketika kamu melihat orang cina dengan berpakain mewah dan membawa mobil merzi, besandingan dengan santri yang berpakaian sederhana, maka kamu akan berpendapat bahwa orang cina lebih mewah dan menyenangkan dibandingkan dengan santri. Dengan keadaan seperti ini, maka kamu akan berpendapat bahwa santri lebih rendah dibandingkan dengan orang cina. Pandangan seperti ini akan menimbulkan adanya buruk sangka pada orang lain. padahal kalau kita mlihat kedepan orang yang diceritakan tadi, maka kita akan tahu jati diri kedua orang tersebut, karena orang yang berpenampilan seperti cina sebenarnmya kehidupan orang tersebut susah, Dia masih memirkirkan Duniawi sehingga Dia tidak bisa tidur dengan nyenyak. bebrbeda dengan santri kalau mau tidur atau istirahat dimanapun dia berada tetap tenang, karena yang dipikirkan adalah akhirat, seperti halnya membaca sebuah cerita. Contoh cerita Nabi Yusuf ‘Alaihi ssalam kalau kita melihat hanya sebatas keadaan Beliau yang dihasudi oleh saudara-saudaranya, kemudian dilempar kedalam sumur dan dijadikan Budak, maka kita akan berprasangka bahwa kehidupan orang yang baik itu susah. Padahal kalau kita membaca sampai khatam (selesai), maka kita akan mengetahui kemuliaan Beliau.

Kekasih Allah terkadang mempunyai sifat seperti diatas tapi terkadang mempunyai sifat sebaliknya yaitu selalu berdo'a kepada Allah subahahnu Wata'ala karena rasa lemah dan butuh pada Allah subhanahu wata'ala.

Seperti yang dialami Nabi Ibrahim ‘Alaihi salam ketika meminta (do'a) kepada Allah, seperti yang ada didalam Al-Qur'an surat Assyu'aro' ayat 83-89.

رَبِّ هَبْ لِي حُكْمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ(83) وَاجْعَلْ لِي لِسَانَ صِدْقٍ فِي الْآَخِرِينَ (84) وَاجْعَلْنِي مِنْ وَرَثَةِ جَنَّةِ النَّعِيمِ (85) وَاغْفِرْ لِأَبِي إِنَّهُ كَانَ مِنَ الضَّالِّينَ (86) وَلَا تُخْزِنِي يَوْمَ يُبْعَثُونَ (87) يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ (88) إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ (89)
(الشعراء 89-83)



Artinya :

83. (Ibrahim berdoa): "Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah Aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh,
84. Dan jadikanlah Aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) Kemudian,
85. Dan jadikanlah Aku termasuk orang-orang yang mempusakai surga yang penuh kenikmatan, 86. Dan ampunilah bapakku, Karena Sesungguhnya ia adalah termasuk golongan orang-orang yang sesat,
87. Dan janganlah Engkau hinakan Aku pada hari mereka dibangkitkan,
88. (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna,
89. Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih,

Tujuan Ibnu Athoillah menerangkan hikmah ini, supaya seseorang tidak mudah berprasangka buruk pada orang lain. Ketika sudah tidak ada jalan lagi untuk menuju kepada sesuatu hal yang sudah diterangkan.

Maka berlindunglah dan meminta kepadanya supaya diberi sifat rasa cukup (pasrah) dan ridho. syaikh Abi Abbas telah berdo'a kepada Allah yang dinuqil dari muridnya yaitu Ibnu Atho'illah.

اللهمّ أغننا عن الناس ولا تغننا بهم

Dengan penjelasan :

(الإستغناء بالناس)

Ini adalah hakikat faqir, Karena masih membutuhkan selain Allah sedangkan selain Allah banyak sekali, ketika butuh sesuatu maka akan membutuhkan sesuatu yang lain

(الإستغناء بالله)

ini adalah hakikat orang kaya karena kalau tidak butuh kepada selain Allah subhanu Wata'ala berarti butuh kepada Allah saja. Kalau sudah seperti ini maka dia akan mendapatkan kekayaan yang hakiki.

0 komentar:

Posting Komentar